Minggu, 22 September 2013

Refleksi malam

           Malam membuat gue bisa berpikir lebih baik. Malam membuat gue tak lagi malu kalau-kalau gue meneteskan air mata di saat perasaan gue sedang "galau". Malam membuat gue lebih leluasa untuk berdoa pada Tuhan dan mencurahkan semua isi emosi gue kepada Sang Misteri Itu. Untuk itu, terimakasih untuk malam ini karena dengan leluasa juga jari-jari gue mulai menyentuh tombol-tombol huruf di laptop ini dan berbagi cerita. 

           Akhirnya, setelah sekian lama, blog ini gue buka lagi. Beberapa hari ini gue lagi berpikir tentang apa yang bakal gue lakuin kao gue udah lulus kuliah (dengan spekulasi gue baka lulus, aminnnnn!). Kok rasanya gue mulai ragu ya dengan apa yang gue jalani sekarang. Apalagi setelah kemaren-kemaren gue selesai ngetik paper PST (Pembulatan studi teologi) tentang autobiograpgy. Gue kaya lagi menggali ulang akar pahit. Dosen-dosen itu tau gak ya kalo gue sebenernya males bikin paper itu, karena gue juga males menceritakan ulang kisah tahun-tahun pertama gue kuliah, yang bagi gue itu amat sangat memusingkan. Tapi gak apa-apa, gue yakin akan ada orang yang bisa belajar dari kisah gue. 

           Sekarang balik lagi deh ke topik permasalahannya. Masalahnya adalah sekarang gue kayaknya gak yakin dengan apa yang sedang gue jalani. Gue bingung ini cita-cita dan impian gue, atau ini cita-cita bokap yang gak kesampaian dan gue saking terlalu mengasihi bokap, maka gue dengan sengaja menjadikan ini bagian dari mimpi gue. Gue gak tau! dan gue belum menemukan jawabannya. Gue berharap, gue bisa segera nemuin jawabnnya. Rasanya, beberapa tahun gue kuliah, gue kayaknya mulai kehilangan jati diri. Gue gak lagi ngelakuin sesuatu karena gue suka, tapi gue ngelauin sesuatu karena gue "terpaksa" atau "takut". Tapi gak semua hal sih kayak gitu. Hanya saja gue merasa terlau banyak berbohong sama diri sendiri. Cape juga kalo harus hidup dibebani "sesuatu". Dibebani sama nasehat-nasehat orang tua, dibebani sama tanggungjawab yang entah suka atau gak suka harus dijalani, dibebani sama "apa kata orang nanti", dibebani sama "ntr kao gue begini bokap marah gk y?", dibenai sama masalah ini dan itu. Tapi itulah hidup, bukan hidup namanya kao gak ada beban. 

             Masih banyak pertanyaan dalam otak gue yang gue perlu cari jawabannya. Khususnya tentang apa yang sedang gue jalani sekarang. Semoga Sang Misteri segera memberi jawaban!