Minggu, 17 Maret 2013

The Most Beautiful MOS (part I)


SMA Nusantara hari ini diwarnai dengan banyaknya seragam putih biru, soalnya hari ini adalah hari pertama MOS. Semua peserta MOS berbaris di lapangan dengan wajah tertunduk karena dipelototin seniornya. Di bagian depan lapangan, tepat di depan peserta MOS itu, cowok keren mampus, wajah blasteran Belanda-Sunda, bola matanya yang kecoklatan, rambut coklat juga yang semakin terlihat pirang karena terkena pantulan sinar matahari. Ia duduk di bawah ring basket sambil melipat ke dua tangannya di depan dada dan memandang lurus ke arah gerbang sekolah seolah-olah ia tidak tertarik untuk memperhatikan satu pun peserta MOS di depannya. Tiba-tiba Ia melihat seorang murid baru, cewek, belari sekuat tenaga dari depan gerbang. Cewek ini pasti siswa baru, pikirnya, karena masih mengenakan seragam putih biru. Rambut panjangnya terurai malah cenderung berantakan, mungkin gak sempat sisiran saking buru-burunya, kulit sao matang, dan banyak sekali nuansa merah yang menempel di badannya (maksudnya di rambut, telinga, pergelangan tangan, bahkan di jari). "Berhenti lo di situ, jangan coba-coba gabung dengan yang lain di barisan ini". Teriakan itu sontak saja mengagetkannya dan menghentikan usahanya berlari untuk mencapai barisan peserta MOS yang lainnya. Mau tidak mau ia menghentikan larinya dan berdiri menegang di tempatnya berhenti tadi, dalam hati ia merasa dongkol dengan dirinya sendiri yang bisa-bisanya tekat bangun sampai akhirnya harus telat juga ke sekolah barunya untuk hari pertama MOS dan sekarang harus rela diomelin kakak kelasnya. Seseorang yang tadi berteriak, berdiri dari tempat duduknya di bawah ring basket dan berjalan ke arahnya.
"Jangan coba-coba ada yang noleh ke belakang yaa! awas lo semua kalo ada yang coba-coba noleh" bentaknya. 10 detik kemudian cowok itu yang adalah kakak kelasnya sudah berdiri di depannya. 
"Lo sadar gak ini udah telat banget?", tanyanya santai tapi dengan tatapan tajam tetap di manik mata gadis itu.
"iya kak, maaf, saya tadi gak ada yang nganterin, jadi lama nunggu busnya", jawabnya ragu-ragu. 
"ya bangunnya lebih awal dong, males banget jadi cewek, kan bisa perginya lebih cepat juga". 
"maaf kak"
"lo ikut gw". " Mau kemana kak?", tanyanya setengah menjerit. "Lo bawel ya, tinggal ikut aja susah banget sih, jarang-jarang nih ada yang gue ajak berdua sama gue doang", jawabnya dengan senyum menggoda. "Hari ini, lo MOSnya privat sama gw". "Nama lo siapa?". "Canda kak". "Gue Davi".
 Entah apa yang membuat Davi begitu bersemangat ingin turun tangan langsungmengurusi gadis ini. Ia segera memberi tanda kepada teman-temannya sebagai tanda ia akan membawa gadis ini bersamanya. Davi membawanya ke kantin, dan memaksa Canda untuk makan. Menurutnya, penyebab gadis ini terlambat adalah karena terlambat bangun, otomatis dia pasti belum sempat sarapan. Baik sekali analisisnya. Mau gak mau, Canda harus menuruti kemauan Davi untuk mentraktirnya makan di kantin. Tau apa yang terjadi dalam Mos privat yang dilakukan Davi ke Canda? Semua di luar bayangan kalian tentang MOS pada umumnya. Mereka berdua hanya duduk di kantin dan ngobrol sampai bel tanda pulang berbunyi. Gue ulangi, mereka hanya NGOBROL. Canda sampai lupa bahwa ia adalah seorang peserta MOS. Pertanyaan Davi gak jauh-jauh dari, "lo tinggal di mana? punya berapa saudara? tinggalnya sama siapa? suka warna merah ya? makanan kesukaan lo apa? hobby lo? kenapa mau masuk SMA ini?". Ini mah bukan MOS, tapi wawancara. Gokol gak tuh???
*bersambung*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar